Dikehidupan nyata sering kita menemukan kejadian yang
membuat geleng kepala. Contoh sajah, ada seorang ibu membawa anaknya
jalan dan tanpa sengaja sang anak lepas dari kontrolnya, seketika ada mobil
yang hendak menyerempet, sang ibupun bagai tokoh pahlawan di film Supermen
lompat jauh, sambil sreeeet berseluncur di atas aspal dan
menyelamatkan anaknya. Sering juga kita saksikan sendiri bahkan kita alami,
seorang wanita yang lembut dan cengeng tapi ketika melahirkan bisa menahan rasa
sakit yang luar biasa, sedemikian rupa menanahan rasa sakit dengan air mata dan
darah namun tetap bahagia tanpa mengeluh. Yah itulah kuasaan, keadilan dan
rahmat Alloh yang memenuhi kebutuhan seluruh hambanya, sepatutnya
dari hal itu kita bercermin.
Besarnya cinta Alloh terhadap hambanya, terbukti pada
penciptaan manusia yang demikian sempurna. Dibekali
kepada Nabi Adam As. segala macam ilmu pengetahuan untuk menaklukkan
dunia ini, melengkapi tugas manusia sebagai Khalifah fil ardi. Tak
ada manusia yang terlahir tanpa bakat bahkan yang cacat sekalipun. Selayaknya
kita tak berhenti untuk terus bersyukur.
" Maka tidakkalah Aku cipyakan Jin dan Manusia kecuali unyuk beribadah kepaa-Ku." ( QS. Adzaariaat ayat 56).
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau hendakmenjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.( Q.S Al-Baqarah : 30)
Jika seorang hamba telah mengenal dirinya maka iya akan
mengenal Tuhannya. Disepanjang perjalanan hidup yang kita
lalui, telah menjadi bagian hidup kita keluh kesah,
amarah , kecewa dan segala bentuk caci maki sering kita
dengar, jarang sekali kita mengingat akan nikmat yang
telah banyak kita rasakan. Sebagai muhasabah, sekali sajah kita coba menghitung
nikmat napas yang Alloh berikan lalu nikmat darah dan pencernaan
yang kita gunakan setiap hari untuk makan dan minum dan maaf,
kentut dan buang air, seandainya salah satu nikmat itu di kurangi oleh Alloh,
tak dapat kita bayangkan. Kebanyakan dari manusia lupa dan tidak
mensyukuri nikmat besar yang selalu di anggap kecil dan kurang
“Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” (Al-Ma’arij: 19).
" Sangat sedikit sekali diantara hamba-Ku yang mau bersyukur. " ( QS. Saba; 13 )
Setiap manusia hidup dengan kadar
masing-masing. Ada seorang dokter yang berkecukupan namun berkeluh
kesah dengan habisnya waktu untuk keluarga dan pasien yang cerewet, ada seorang
guru yang mengajar dan berkeluh kesah dengan gajih yang teramat kecil dan murid
yang bandel, ada pedagang yang selalu berkeluh kesah dengan sepinya pelanggan
atau harga yang terus naik, ada petani yang selalu berkeluh kesah dengan
sususahnya irigasi dan harga jual yang rendah, ada seorang penulis yang
berkeluh kesah dengan kuota yang habis dan kesibukan rumah tagga yang tiada
hentinya hingga tak ada waktu luang. Itu hanya segelintir contoh kehidupan
dimana tak ada hentinya manusia berkeluh kesah, melupakan banyak
nikmat yang telah diperolehnya selama menjalani hidupan ini, lupakah kita bahwa
tugas utama kita adalah ibadah. Mengaplikasikan setiap gerak langkah sebagai
ibadah dan merealisasikan setiap doa yang selalu kita panjatkan.
Bukankah kehidupan ini akan terus berlangsung ,setiap
hari, setiap jam, setiap menit dan detik, entah saat menang atau
kalah, saat miskin atau kaya, saat terdepan atau tertinggal, saat duka atau
bahagia. Pernahkan diantara kita merasakan kesusahan yang tak hentinya atau
kebahagiaan yang langgeng? Mustahil itu terjadi, sebab
kebahagiaan dan kesusahan hanya datang silih berganti. Agar manusia menyadari
bahwa di atas sana ada yang mengatur segalanya.
Jangan berhenti berusaha selama kita masih di beri
kekuatan untuk melakukannya sebagai ibadah, ingatlah bahwa usaha dan doa hanya
wasilah, Alloh adalah hakikat yang memenuhi dan menentukan kadar
kemampuan dan kebutuhan hidup kita, Alloh tak melihat apa yang
nampak dari hasil akhir usaha yang kita peroleh, banyak atau sedikit,
sukses atau gagal, tapi Alloh akan melihat bagaimana proses yang
kita jalani, sudahkah kita berpandu kepada aturan Alloh selama usaha kita
berlangsung, seyogyanya ibadah menjadi prioritas utama dalam kehidupan ini dan
menjadikan Alloh sebagai tempat kita bertawakkal.
“Dan tidak
ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh).” (QS. Huud Ayat: 6)
" Barang siapa bertaqwa kepada Alloh maka niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tak
disangkanya. (Ath-Thalaq:
2-3).
Rangkaian kalimat ini, hanya sebagai
cermin, dimana kita bisa melihat, siapa dan bagaimana diri ini, apa
dan bagaimana warna pakaian yang kita kenakan, apakah yang tampak wajah lelah
tanpa syukur, ataukah wajah bahagia yang konaah yang penuh rasa syukur atas
nikmat Alloh SWT. Jagalah diri kita dengan iman, islam dan ikhsan, dalam
mengawal setiap gerak langkah, pada arah tujuan akhir dari perjalanan hidup ini
untuk meraih ridho-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih untuk comenrnya dan jangan lupa untuk singgah kembali diblog saya, love you : )