Selasa, April 21, 2020

BERCERMIN



Dikehidupan nyata sering kita menemukan kejadian yang membuat geleng kepala. Contoh sajah, ada seorang  ibu membawa anaknya jalan dan tanpa sengaja sang anak lepas dari kontrolnya, seketika ada mobil yang hendak menyerempet, sang ibupun bagai tokoh pahlawan di film Supermen lompat jauh, sambil sreeeet  berseluncur di atas aspal dan menyelamatkan anaknya. Sering juga kita saksikan sendiri bahkan kita alami, seorang wanita yang lembut dan cengeng tapi ketika melahirkan bisa menahan rasa sakit yang luar biasa, sedemikian rupa menanahan rasa sakit dengan air mata dan darah namun tetap bahagia tanpa mengeluh. Yah itulah kuasaan, keadilan dan rahmat Alloh  yang memenuhi kebutuhan seluruh hambanya, sepatutnya dari hal itu kita bercermin.
Besarnya cinta Alloh terhadap hambanya, terbukti pada penciptaan manusia yang  demikian  sempurna. Dibekali kepada Nabi Adam  As. segala macam ilmu pengetahuan untuk menaklukkan dunia ini, melengkapi  tugas manusia sebagai Khalifah fil ardi. Tak ada manusia yang terlahir tanpa bakat bahkan yang cacat sekalipun. Selayaknya kita tak berhenti untuk terus bersyukur.

" Maka tidakkalah Aku cipyakan Jin dan Manusia kecuali unyuk beribadah kepaa-Ku." ( QS. Adzaariaat ayat 56).

 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau hendakmenjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”  Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.( Q.S Al-Baqarah : 30)

Jika seorang hamba telah mengenal dirinya maka iya akan mengenal Tuhannya. Disepanjang perjalanan hidup yang kita lalui,  telah  menjadi bagian hidup kita keluh kesah, amarah , kecewa dan segala bentuk caci maki sering kita dengar,  jarang sekali  kita mengingat akan nikmat yang telah banyak kita rasakan. Sebagai muhasabah, sekali sajah kita coba menghitung nikmat napas yang Alloh berikan  lalu nikmat darah dan pencernaan yang kita gunakan setiap hari untuk makan dan minum   dan maaf, kentut dan buang air, seandainya salah satu nikmat itu di kurangi oleh Alloh, tak dapat kita bayangkan.  Kebanyakan dari manusia lupa dan tidak mensyukuri nikmat besar yang selalu di anggap kecil dan kurang 

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” (Al-Ma’arij: 19).

" Sangat sedikit sekali diantara hamba-Ku yang mau bersyukur. " ( QS. Saba; 13 )

Setiap manusia hidup dengan kadar masing-masing.  Ada seorang dokter yang berkecukupan namun berkeluh kesah dengan habisnya waktu untuk keluarga dan pasien yang cerewet, ada seorang guru yang mengajar dan berkeluh kesah dengan gajih yang teramat kecil dan murid yang bandel, ada pedagang yang selalu berkeluh kesah dengan sepinya pelanggan atau harga yang terus naik, ada petani yang selalu berkeluh kesah dengan sususahnya irigasi dan harga jual yang rendah, ada seorang penulis yang berkeluh kesah dengan kuota yang habis dan kesibukan rumah tagga yang tiada hentinya hingga tak ada waktu luang. Itu hanya segelintir contoh kehidupan dimana tak ada hentinya manusia berkeluh kesah,  melupakan banyak nikmat yang telah diperolehnya selama menjalani hidupan ini, lupakah kita bahwa tugas utama kita adalah ibadah. Mengaplikasikan setiap gerak langkah sebagai ibadah dan  merealisasikan setiap doa yang selalu kita panjatkan.

Bukankah kehidupan ini akan terus berlangsung ,setiap hari, setiap jam, setiap menit dan detik,  entah saat menang atau kalah, saat miskin atau kaya, saat terdepan atau tertinggal, saat duka atau bahagia. Pernahkan diantara kita merasakan kesusahan yang tak hentinya atau kebahagiaan yang langgeng?  Mustahil  itu terjadi, sebab kebahagiaan dan kesusahan hanya datang silih berganti. Agar manusia menyadari bahwa di atas sana ada yang mengatur segalanya.

Jangan berhenti berusaha selama kita masih di beri kekuatan untuk melakukannya sebagai ibadah, ingatlah bahwa usaha dan doa hanya wasilah,  Alloh adalah hakikat yang memenuhi dan menentukan kadar kemampuan dan kebutuhan hidup kita, Alloh tak melihat apa  yang nampak dari hasil akhir usaha yang  kita peroleh, banyak atau sedikit, sukses atau gagal, tapi Alloh akan  melihat bagaimana proses yang kita jalani, sudahkah kita berpandu kepada aturan Alloh selama usaha kita berlangsung, seyogyanya ibadah menjadi prioritas utama dalam kehidupan ini dan menjadikan Alloh sebagai tempat kita bertawakkal.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Huud Ayat: 6)

" Barang siapa bertaqwa kepada Alloh maka niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tak disangkanya. (Ath-Thalaq: 2-3).

Rangkaian kalimat ini, hanya sebagai cermin,  dimana kita bisa melihat, siapa dan bagaimana diri ini, apa dan bagaimana warna pakaian yang kita kenakan, apakah yang tampak wajah lelah tanpa syukur, ataukah wajah bahagia yang konaah yang penuh rasa syukur atas nikmat Alloh SWT. Jagalah diri kita dengan iman, islam dan ikhsan, dalam mengawal setiap gerak langkah, pada arah tujuan akhir dari perjalanan hidup ini untuk meraih ridho-Nya.   










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk comenrnya dan jangan lupa untuk singgah kembali diblog saya, love you : )